Ditelantarkan Ayahnya, Zahra Tak Bisa Berobat
Dana
Dana Terkumpul
Rp 0
dari target Rp 20,000,000
0.00% Tercapai
Sisa Waktu Expired
Informasi Penggalang Dana
Verifikasi Penggalang Dana
Identitas: Terverifikasi
No Rekening Penerima: Terverifikasi
Dokumen Pendukung: Terverifikasi
Tujuan Penggalangan Dana
Pengobatan dan perawatan GDD. Setiap penyaluran harus melampirkan bukti penggunaan yang diverifikasi bantoo.id Setiap penyaluran harus melampirkan bukti penggunaan yang diverifikasi bantoo.id

Global Developmental Delay (GDD)
Dokumen medis dan lainnya

Diawasi oleh
Legalitas

Sejak masih dalam kandungan, dengan tega Zahra (4 tahun) telah ditelantarkan oleh ayahnya. Di usianya yang ke 3 tahun, Ibunya meninggal karena COVID-19. Kini Zahra diasuh oleh kakeknya yang bekerja sebagai kuli bangunan.

Awalnya Zahra adalah seorang anak kecil yang sehat tanpa suatu kurang apapun. Saat usianya menginjak 2 tahun, tiba-tiba ia tak bisa bergerak dan berbicara. Seringkali secara tiba-tiba Zahra mengalami kejang-kejang.

Karena tak kunjung sembuh, akhirnya kakeknya, Pak Mashudi (55 tahun), membawa Zahra ke rumah sakit terdekat. Dokter mengatakan bahwa kepala Zahra terlalu sering terbentur sehingga ada cedera di kepalanya yang menyebabkan keterlambatan perkembangan umum atau Global Developmental Delay.

Dokter menganjurkan agar Zahra melakukan rekam otak sebelum memulai pengobatan dan terapi. Zahra harus meminum obat agar epilepsinya berangsur-angsur mereda. Zahra juga dianjurkan untuk terus kontrol agar perkembangan syarafnya semakin membaik.

Namun apadaya. Pak Mashudi yang sudah 2 tahun lamanya tidak menjadi kuli bangunan lantaran harus menjaga dan merawat Zahra cucu satu-satunya, tak sanggup untuk membiayai pengobatan Zahra. Ia pun juga tak memiliki jaminan kesehatan untuk berobat.

“Saya sedih. Cucu saya satu-satunya bisa mengalami penyakit ini. Tapi mau bagaimana lagi? Saya merasa bersalah karena tak bisa membawa Zahra berobat karena saya sudah tidak punya apa-apa lagi” ucap Pak Mashudi.

Kakek yang tinggal di Kalikotes, Klaten ini hanya bisa pasrah. Pendapatannya yang dulu bisa mencapai 2 juta sebulan kini hanya tinggal angka. Pemasukannya sekarang nol rupiah. Ia memakaii tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seringkali ia diberi makanan dan beberapa uang oleh tetangganya. Pak Mashudi tak tahu harus bagaimana lagi agar ia tidak terus menerus bergantung pada orang lain.

Teman Bantoo, Nasib malang yang dialami anak sekecil Zahra bukanlah sesuatu yang diinginkan. Segala keterbatasan yang dialami keluarganya tidak boleh membuat Zahra tidak mendapat pengobatan. Yuk, bantu agar Zahra segera mendapat pengobatan dan perawatan yang semestinya. Tekan tombol DONASI SEKARANG.