Nisa’ul, Anak Yatim Terbujur Lemah Dan Kaku
Dana
Dana Terkumpul
Rp 225,000
dari target Rp 30,000,000
0.75% Tercapai
Sisa Waktu Expired
Informasi Penggalang Dana
Verifikasi Penggalang Dana
Identitas: Terverifikasi
No Rekening Penerima: Terverifikasi
Dokumen Pendukung: Terverifikasi
Tujuan Penggalangan Dana
Pengobatan dan perawatan CP dan Stunting. Setiap penyaluran harus melampirkan bukti penggunaan yang diverifikasi bantoo.id

Cerebral Palsy dan Gizi Buruk
Dokumen medis dan lainnya

Diawasi oleh
Legalitas

Mulai saat ini Ibu Nuraini Atas Asih atau yang biasa disapa Bu Asih (38 tahun) harus rela merawat putrinya, Nisa’ul Mahmudah (18 tahun) seorang diri tanpa sesosok suami. Sebab Bulan Maret 2021 menjadi bulan perpisahan terakhirnya dengan suaminya yang meninggal karena COVID-19.

Dalam keadaan masih berkabung, Bu Asih menggendong dan menyuapi Nisa, anak semata wayangnya yang mulai menginjak remaja. Sedih pastinya mendapati Nisa tidak bisa beraktivitas layaknya remaja lain. Nisa’ hanya bergumam dan berbaring di kasur. Makan, minum dan segala aktivitasnya selalu dibantu ibunya.

“Kalau sekiranya Nisa sudah sering di rumah, saya ajak keluar mbak. Biasanya saya dibantu suami untuk menggendong Nisa dalam aktivitas apapun. Tapi sekarang saya sendirian” Saat sedang hamil Nisa, ibu Asih merasa bayinya tidak bergerak aktif dalam kandungan. Ia juga sering merasakan sakit luar biasa. Setelah cek dokter, bayi Bu Asih mengalami sungsang dan kakinya terjerat usus. Nisa lahir divonis terkena penyakit lumpuh otak atau cerebral palsy dan gizi buruk.

Saat usia 9 hari, Nisa sempat diberi gips pada kakinya agar tidak bengkok. Namun, karena jarak dari rumahnya di Gayam, Dlingo yang cukup jauh dari rumah sakit, Bu Asih dan suaminya tak sanggup untuk terus menerus berobat ke Rumah Sakit. Saat Nisa sakit, Bu Asih hanya bisa memanggil tetangganya yang ahli pijat dan membelikan beberapa vitamin dan madu.

Keseharian Bu Asih saat ini fokus untuk mengurus Nisa dan memelihara hewan ternak peninggalan suaminya. Ia masih mengandalkan tabungan dari suaminya yang dulu bekerja sebagai guru honorer yang gajinya tak lebih dari 500ribu per bulan. Ia belum bisa mencari pekerjaan karena kondisi Nisa yang tidak bisa ditinggal kemana-mana.

Bu Asih hanya bisa pasrah dengan kondisi ekonomi yang menghimpitnya. Disamping karena ia tidak bekerja, tabungan suaminya juga mulai menipis karena untuk makan sehari-hari dan kebutuhan pokok Nisa seperti popok, minuman herbal, dan lainnya.

Sobat baik, melihat keadaan Bu Asih mari bantu ringankan beban Bu Asih agar Nisa mendapat pengobatan yang layak dan gizinya tercukupi. Mari bantu Nisa'ul sekarang. Klik tombol DONASI SEKARANG.