12 Hari Koma Terkena Radang Selaput Otak
Dana
Dana Terkumpul
Rp 0
dari target Rp 50,000,000
0.00% Tercapai
Sisa Waktu Expired
Informasi Penggalang Dana
Verifikasi Penggalang Dana
Identitas: Terverifikasi
No Rekening Penerima: Terverifikasi
Dokumen Pendukung: Terverifikasi
Tujuan Penggalangan Dana
Pengobatan dab biaya RS yang tidak ditanggung BPJS. Setiap penyaluran harus melampirkan bukti penggunaan yang diverifikasi bantoo.id

Meningitis (Radang Selaput Otak)
Dokumen medis dan lainnya

Diawasi oleh
Legalitas

Tidak ada yang sangka penyakit demamnya membawa Liza (5 tahun) ke rumah sakit hingga 12 hari koma dan sampai sekarang belum tersadarkan diri. Dokter mengatakan Liza terkena radang selaput otak (meningitis) dan harus terus dirawat intensif di rumah sakit.

Pagi hari saat akan berangkat sekolah, Liza mengeluh punggungnya sakit. Liza merasa pegal-pegal dan tidak kuat berdiri. Ibunda Liza, Ibu Umbara (35 tahun) mengingatkan agar tidak masuk sekolah dan istirahat di rumah. Namun, karena semangat belajarnya sangat tinggi, ia tetap memutuskan untuk pergi ke sekolah dengan punggung dan badan yang mulai demam.

Siangnya Liza mulai demam dan menggigil. Ibu Umbara yang juga istirahat pulang bertani karet langsung membelikan obat warung, karena hanya itu yang mereka bisa saat itu. Memang awalnya sembuh. Namun hingga malam hari, Liza mengalami panas hebat dan kejang-kejang disertai dengan mengeluarkan busa dari mulutnya.

Ibu Umbara dan suaminya, Pak Datak (36 tahun) langsung bergegas membawa Liza ke bidan terdekat. Karena penyakitnya terlampau parah, Liza kembali dirujuk ke puskesmas terdekat. Namun, lagi-lagi puskesmas juga angkat tangan dan dirujuk ke RSU Dr. Sobirin, Musirawas yang jarak tempuhnya 55 km dari rumah Liza di Air Beliti, Musirawas, Sumatera Selatan.

Sebelum sakit, Liza pernah berkata kepada ibunya ingin menjadi guru. Ia selalu merengek kepada ibunya agar bisa sekolah. Ditambah kedua kakaknya, Eka (13 tahun) dan Nesa (8 tahun) yang setiap pagi berpamitan untuk sekolah, semakin menguatkan keinginan Liza untuk bersekolah. Bu Umbara yang tidak memiliki banyak biaya, akhirnya bernego dengan guru SD agar Liza diperbolehkan sekolah meski hanya sebagai formalitas saja.

Saya dan suami hanya petani karet. Banting tulang dari pagi sampai sore, penghasilan kami tak lebih dari satu juta dan harus menghidupi 3 anak kami yang masih sekolah” –Bu Umbara, Ibunda Liza.

Saat ini, Bu Umbara dan Pak Datak hanya bisa menunggu Liza di rumah sakit. Tabungan yang mereka simpan semakin menipis lantaran mereka harus membayar banyak biaya rumah sakit yang semakin membengkak. Teman Bantoo, orang tua Liza yang hanya seorang petani karet tak sanggup membayar seluruh biaya pengobatan yang dibebankan. Apalagi dokter mengatakan Liza harus selalu dirawat di rumah sakit dan melakukan terapi oksigen sampai Liza sembuh. Oleh sebab itu, kami mengajak sahabat semua untuk membantu Liza agar bisa sembuh kembali. Tekan tombol DONASI SEKARANG.

Riwayat Donasi